OUTING CLASS PAUD DELIMA dan SD NEGERI LEMBUNG TIMUR
MENELUSURI JEJAK SEJARAH
DAN HARMONI ALAM DI BUMI KUDA TERBANG
Pagi ini tepatnya Rabu, 5 Februari 2025 lembaga pendidikan PAUD Delima dan SD Negeri Lembung Timur melaksanakan kegiatan “outing class”. Outing Class merupakan sebuah program pembelajaran di luar kelas yang membawa siswa lebih dekat dengan dunia nyata. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan menyenangkan, sekaligus memperkaya wawasan siswa tentang sejarah, budaya, dan lingkungan.
Meskipun waktunya sempat tertunda karena beberapa kendala, kegiatan outing class ini akhirnya terlaksana dengan baik. Rencana yang matang dan partisipasi penuh dari siswa, dewan guru, serta sebagian walimurid menjadi faktor utama keberhasilan acara ini. Keterlibatan walimurid juga menunjukkan hubungan yang harmonis antara sekolah dan orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anaknya.
Sasaran lokasi Kegiatan ini ada 3 tempat, yaitu Asta Tinggi, Museum, dan Bukit Tawaf. Outing Class ini dilaksanakan hanya dikawasan lokal kabupaten Sumenep saja. Karena mengingat faktor alam dan cuaca yang kadang tidak menentu, hal ini untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Walaupun demikian kegiatan ini berjalan dengan lancar dan aman, terbukti nampak dari antusiasnya siswa dan walimurid dalam partisipasinya di kegiatan ini.
Pukul 07.30-an setelah Kepala Sekolah memberikan wejangan kepada para guru dan siswa, rombongan sebanyak 5 unit bus mini dan 3 unit mobil pribadi mulai meninggalkan halaman sekolah SD Negeri Lembung Timur menuju ke lokasi pertama yaitu Asta Tinggi yang berlokasi di kawasan Desa Kebunagung. Sebagai destinasi religi, Asta Tinggi memberikan siswa pemahaman tentang sejarah raja-raja Sumenep sekaligus menanamkan nilai-nilai spiritual dan budaya lokal.
Berdasarkan dari sumber media center (M.Farhan, Esha), “Asta Tinggi, situs penting di Sumenep, dibangun pada 1600-an sebagai kompleks pemakaman raja-raja. Lokasi ini awalnya menjadi tempat dimakamkannya Tumenggung Anggadipa, bangsawan Jepara yang ditunjuk Mataram untuk memimpin Sumenep setelah invasi Sultan Agung. Meski diberhentikan, Anggadipa memilih tinggal di Sumenep hingga akhir hayatnya. Pemakaman ini kemudian digunakan oleh dinasti Yudonegoro dan dikenal sebagai makam raja-raja Sumenep. Kompleks ini dibangun dengan pagar batu oleh Kiai Macan Ambunten yang dikenal sebagai waliyullah. Asta Tinggi, yang dianggap keramat, memiliki keunikan seperti susunan batu tanpa perekat dan cerita gaib di sekitarnya. Sejak tahun 1960-an, area ini dihijaukan dengan beberapa pohon cemara dan sering digunakan untuk acara seremonial pemerintah.”
Di asta tinggi terbagi menjadi 4 bangunan inti. 3 bangunan di sebelah barat sebagai tempat peristirahatan terakhir dari Pangeran Pulang Jiwo, Bindara Saod, dan Pangeran Jimat beserta keturunannya. Kemudian 1 bangunan lagi di sebelah utara sebagai peristirahatan Sultan Abdurrahman beserta keturunannya pula.
Outing Class berikutnya dilanjutkan di pusat kota sumenep tepatnya yaitu Museum sejarah, atau yang dikenal masa kini adalah Museum Keraton. Museum ini telah menjadi destinasi wajib bagi wisatawan asing atau domestik yang ingin menyelami kekayaan sejarah dan budaya madura. Di Museum ini diharapkan siswa dapat menyerap wawasan yang mendalam tentang kebudayaan dan warisan benda-benda ataupun tempat sejarah Sumenep. Para siswa dapat belajar langsung dari artefak dan peninggalan kerajaan yang ada di museum, menjadikan sejarah lebih hidup dan menarik.
Di museum ini ada beberapa benda yang membuat siswa keheranan. Yang pertama ada lemari raksasa berukuran 5 meter yang wujudnya masih utuh hingga sekarang, menurut pemandu museum lemari ini telah berusia lebih dari 2 abad, usia yang jauh lebih tua jika dibandingkan dengan usia kemerdekaan NKRI. Lemari ini merupakan tempat penyimpanan pusaka seperti tombak para prajurit kerajaan tempo dulu. Dan yang tak kalah menariknya bagi siswa adalah adanya koleksi kerangka ikan paus raksasa yang panjangnya sekitar 13 meter dan tinggi 1,75 meter, kerangka ikan paus ini bukan hanya sebagai koleksi biasa, melainkan peninggalan dari peristiwa langka yang terjadi pada tahun 1977 yang saat itu paus seberat 4 ton terdampar di pesisir Desa Kertasada Kecamatan paling timur kabupaten Sumenep ini. Selain kerangka ikan paus, kemudian disusul benda peninggalan menarik lainnya yang membuat para siswa heran, yaitu Al-Quran berukuran besar yang konon katanya Al-Quran tersebut ditulis hanya dalam waktu semalam oleh salah seorang Raja Sumenep di masa lampau.
![]() |
Siswa SD Pose bersama di Pelataran Keraton |
![]() |
Kerangka Paus |
![]() |
Al-Quran tulisan tangan |
![]() |
Taman Sare |
Di menit 29 dari titik jam 10 guru dan siswa bergegas naik ke kendaraan masing-masing untuk menuju ke lokasi selanjutnya yaitu Bukit Tawaf sebagai lokasi penutup dari kegiatan outing class kali ini. Di sepanjang perjalanan mereka menikmati pemandangan alam yang begitu indah sambil sesekali menyanyikan lagu Mars SDN Lembung Timur dan lagu anak-anak. Setengah jam kemudian sesampainya di lokasi, rombongan disambut oleh udara segar dan pemandangan perbukitan yang hijau.
![]() |
Dewan Guru |
Kegiatan pun dimulai yang diawali dengan ekplorasi alam sekitar. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi beserta tugas oleh guru kelas masing-masing. Siswa diajak mengenal berbagai jenis pepohonan dan tanaman hias yang ada di dalam kompleks Bukit Tawaf. Diajari mengenal jenis daun, akar, bunga, serta cara perkembangbiakannya. Selain itu, berbagai games edukatif dan kegiatan outbond juga dilakukan untuk menambah keceriaan siswa. Setelah kegiatan berakhir dan sebelum pulang, guru dan siswa beristirahat sambil menikmati bekal yang dibawa. Kebersamaan terasa begitu hangat saat guru-guru duduk bersama, berbagi cerita, dan menikmati keindahan alam sekitar. Sesaat kemudian kepala sekolah Bapak Fendi mengajak mengakhiri kegiatan ini dan segera kembali ke sekolah.
![]() |
Makan siang bersama |
1 komentar untuk "OUTING CLASS PAUD DELIMA dan SD NEGERI LEMBUNG TIMUR"